19 Februari, 2009

Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

sebelum tulisan ini di posting, mengalami dua kali mati listrik. Lagi membayangkan bagaimana rasanya dunia tanpa listrik. Seandainya saja Michael Faraday tidak menemukan listrik juga Thomas Alva Edison berhenti mengadakan percobaan mengenai bola lampunya, mungkin dunia tidak seindah saat ini. Tetapi bisa jadi pula gara-gara penemuan itulah rusaknya dunia, tergantung digunakannya untuk apa. Kembali lagi soal mati lampu eh listrik, pekerjaan kita yang notabene tergantung listrik sangat khawatir dengan ketersediaan pasokan listrik.
Dengan Dunia semakin maju, semakin tergantung pula dengan energi yang satu ini, mata rantai panjang yang dituntut kesinambungannya. Listrik tergantung suplai bahan bakar Minyak maupun Batu Bara, disamping energi yang lain misalnya tenaga air dan panas bumi. Yang saya dengar masih tergantung sebagian besar ke pasokan energi minyak bumi.
Ada cerita menggelikan dari seorang dosen sewaktu kuliah S2 di Belanda, ketika mengerjakan tugas bersama rekan dari sana, sempat diperhatikan dan ditanya “Kenapa kalau mengerjakan tugas dengan komputer setiap 5 menit sekali pasti menyimpannya (Save)”, oh ternyata kebiasaan Bapak dosen tadi bekerja dengan komputer di Indonesia terbawa sampai ke negeri sana, khawatir mati listriknya terbawa, padahal tahu sendiri mati lampu di Belanda mungkin 50 tahun sekali baru sekali mati listrik, duh segitunya

Dengan adanya kejadian “seringnya mati Listrik” tersebut saya cuma bisa :

Bersabar
Mudah-mudahan barang-barang elektronik yang berkaitan dengan kelistrikan tidak cepat rusak, mungkin harus lebih bersabar
2-3 tahun lagi dari sekarang, tidak menyalahkan orang lain tetapi antisipasi pengamanan mudah-mudahan bisa secepatnya beli ups dan diesel. Jadi tidak 100% menggantungkan diri ke listrik PLN.

Berharap (Harap-harap cemas)
Mudah-mudahan pembangunan Pembangkit Listrik yang telah direncanakan selesai pada waktunya dan segera mengatasi defisit listrik yang terus terjadi, dan pembangunan pembangkit Listrik itu di”planningkan” lebih cermat lagi untuk mengikuti pertumbuhan peningkatan permintaan arus listrik. Syukur-syukur ada pihak swasta yang turut bermain dan didukung oleh pemerintah, sehingga iklimnya lebih kondusif. Seperti operator seluler, semakin banyak persaingan semakin bersaing pula pelayanan kenyamanannya. Tetapi mungkin soal listrik entah ada pertimbangan lain yang tidak saya mengerti.

Berhemat
Hemat listrik sebisa mungkin, walau kayaknya sudah mepet-mepet mengurangi fasilitas. Pake lampu hemat energi..denger-denger sudah ditemukan led yang bisa hemat energi dan jam hidupnya lebih panjang, tapi entah kapan masuknya ke Indonesia.

Berdoa
Semoga tidak ada lagi pejabat yang korupsi, sehingga tidak ada utang negara, sehingga surplus devisa, sehingga bisa buat banyak pembangkit listrik, sehingga kita tidak kekurangan energi listrik lagi.

Bermimpi
Listrik di Indonesia gratis…

0 coment:

 
;