Steve Harris
“Up The Irons” adalah sebuah slogan salut untuk band heavy metal terbesar sepanjang sejarah, Iron Maiden, dari para penggemarnya di seluruh dunia. Sama seperti slogan “Get the led out!” untuk band Led Zeppelin. Kalimat The Irons sendiri
sejatinya mengacu ke kesebelasan West Ham United. Dan memang, bassist
dari Iron Maiden –Steve Harris– merupakan penggemar dan sempat mendaftar
sebagai pemain muda sekolah sepakbola kesebelasan tersebut pada
pertengahan tahun 70an. Dia pernah menjadi pemain sepakbola amatir yang
bertalenta dan sering membuat gambar atau tulisan klub tersebut di bass
gitarnya, dan dia menyatakan bahwa ambisi pertamanya sebelum bermusik
adalah ingin menjadi pemain sepak bola profesional. Belakangan Iron
Maiden sering mencantumkan slogan “Up the Irons” didisc liner notes,
serta beberapa t-shirt official mereka. Akhirnya, penggemar Iron Maiden
terlanjur mengetahui frase itu sebagai salam pembuka dan penutup kepada
sesama penggemar band ini.
Iron
Maiden adalah band heavy metal asal dari Inggris, tepatnya dari Leyton
di London Timur, yang terbentuk pada tahun 1975. Iron Maiden
dikoordinatori oleh pendiri band ini, yang juga sekaligus pemain bass
dan penulis lagu, Steve Harris. Sejak awal mula berdirinya sampai dengan
saat ini, band ini telah merilis secara total keseluruhan tigapuluh
lima album: empat belas album studio, sembilan album live, empat EP, dan
delapan kompilasi.
Dave Murray
Sebagai
pionir dari New Wave of British Heavy Metal, Iron Maiden mendulang
kesuksesan sepanjang era 80an dan setelah beberapa kali perubahan
susunan personil, meraih sejumlah penghargaan platinum dan emas. Itu
termasuk album The Number of the Beast di tahun 1982, Piece of Mind di
tahun 1983, Powerslave di tahun 1986, album live Live After Death di
tahun 1985, Somewhere Im Time di tahun 1986, dan Seventh Son of a
Seventh Son di tahun 1988. Album terakhir mereka, A Matter of Life and
Death, rilis di tahun 2006 dan mencapai nomor urut sembilan di Billboard
200 dan nomor empat di UK. Album itu memperoleh sertifikasi emas di UK.
A Matter of Life and Death juga salah satu dari beberapa album music
rock yang mendapatkan sertifikasi platinum di India.
Sebagai
salah satu dari band heavy metal tersukses hingga saat ini, Iron Maiden
telah menjual lebih dari 100 juta rekaman di seluruh dunia, termasuk 75
juta album melalui label EMI Records. Iron Maiden memenangkan Ivon
Novello Awards sebagai pencapaian internasional di tahun 2002, dan juga
didaftarkan pada “Hollywood Rock Walk”–sebuah “Hall of Fame” yang dibuat
sebagai penghormatan kepada lebih dari 170 musisi dan artis, termasuk
Black Sabbath, Aerosmith, Judas Priest atas pengaruh mereka pada sejarah
industri musik– di Sunset Boulevard, Los Angeles, California pada tur
mereka di Amerika tahun 2005. Band-band yang mempengaruhi music mereka
termasuk di dalamnya: Black Sabbath, Led Zeppelin, The Who, Thin Lizzy,
UFO, Deep Purple, Queen, Uriah Heep, dan Wishbone Ash. Sampai dengan
Oktober 2009, Iron Maiden telah tampil di 2000 pertunjukan live di
sepanjang karir mereka yang mengagumkan.
1. Tahun-Tahun Awal (1975–1978)
Iron
Maiden dibentuk pada Natal tahun 1975,oleh bassis Steve Harris, tidak
lama setelah ia meninggalkan band sebelumnya, Smiler. Harris memberikan
bandnya nama dari apa yang ia dapat dalam film The Man in the Iron Mask
adaptasi novel “The Vicomte de Bragelonne “, karya Alexander Dumas, yang
ia tonton pada saat itu—yakni seperangkat alat penyiksaan dari abad 18,
yang dalam bahasa Inggris disebut dengan nama iron maiden.
Paul Di'Anno
Steve
Harris dan Dave Murray (gitaris) tercatat sebagai personil Iron Maiden
yang paling lama berada di dalam band. Vokalis paling pertama mereka,
Paul Day, dipecat karena dianggap kurang energi dan stamina di panggung.
Kemudian posisinya digantikan oleh Dennis Wilcock, seorang penggemar
berat band Kiss yang menggunakan api, make-up, dan darah palsu dalam
setiap pertunjukan. Teman Wilcock, Dave Murray, diajak bergabung untuk
menggantikan gitaris mereka yang frustrasi, Dave Sullivan dan Terry
Rance—yang menyebabkan Harris membubarkan bandnya untuk sementara waktu
pada tahun 1976, meski akhirnya band itu segera terbentuk kembali
setelah Dave Murray masuk sebagai gitaris tunggal. Iron Maiden merekrut
gitaris lainnya pada tahun 1977, Bob Sawyer—yang menyebabkan sebuah
keretakan di antara Murray dan Wilcock—mendorong Harris untuk memecat
Murray dan Sawyer. Sebuah gig (acara musik) kecil di Bridgehouse pada
November 1977, dengan susunan personil sementara—Tony Moore pada
keyboard, Terry Wapram pada gitar, dan Barry Purkis pada drum, disusul
oleh keputusan Harris untuk memecat seluruh personilnya. Dave Murray
kemudian ditarik kembali, dan dengan merekrut Doug Sampson sebagai
drummer mereka.
2. Mulai Terkenal (1978-1981)
Sebuah
audisi vokalis yang mereka adakan di pub Red Lion di Leytonstone
menjadi sebuah kesempatan bagi mereka menemukan Paul Di’Anno. Steve
Harris menyatakan, “Ada semacam kualitas unik pada suara Paul, sesuatu
yang memilukan, atau apapun kamu ingin menyebut itu. Yang jelas itu yang
membuat musik kami memiliki bentuk yang hebat.”
Dennis Stratton
Dari
tahun 1977 sampai tahun 1978, Murray adalah pemain gitar tunggal di
band Iron Maiden, sampai Paul Cairns bergabung pada tahun 1979. Tapi tak
lama sebelum band masuk ke studio rekaman, Cairns meninggalkan band.
Beberapa gitaris keluar dan masuk silih berganti untuk menggantikan
posisinya, sampai akhirnya band menemukan Dennis Stratton. Sebenarnya
pada saat itu Dave Murray ingin menarik teman masa kecilnya, Adrian
Smith, tapi Smith sedang sibuk dengan bandnya sendiri, Urchin. Drumer
Doug Sampson juga digantikan oleh Clive Burr (yang dibawa masuk oleh
Dennis Stratton). Pada Desember 1979, Iron Maiden tiba pada sebuah
kesepakatan dengan perusahaan rekaman major, EMI.
Album
pertama Iron Maiden yang rilis tahun 1980, Iron Maiden, menempati nomor
empat di tangga lagu UK Albums pada pekan pertama album itu rilis, dan
dengan itu Iron Maiden menjadi salah satu yang memimpin pergerakan New
Wave of British Heavy Metal. Dalam track tambahan, album tersebut
meliputi lagu-lagu awal mereka yang banyak disukai seperti “Running
Free”, “Transylvania”, “Phantom of the Opera”, dan “Sanctuary”—yang mana
tidak dirilis dalam versi UK, tapi rilisan U.S. dan rilisan ulang. Iron
Maiden main dalam tur yang saat itu sangat terkenal di UK, Metal For
Muthas Tour dan Europe 80. Mereka juga menjadi band pembuka Kiss di
dalam tur Eropa Kiss tahun 1980, Unmasked Tour. Iron Maiden juga
menyokong Judas Priest dalam beberapa kali. Setelah ikut tur Kiss,
Dennis Stratton dipecat dari band karena alas an kreativitas dan tidak
cocok secara personal. Stratton digantikan oleh Adrian Smith pada
Oktober 1980.
Clive Burr
Tahun
1981, Maiden merilis album kedua mereka, yang diberi judul Killers.
Album ini banyak berisi lagu-lagu yang sebenarnya ditulis untuk album
pertama mereka, tapi tidak jadi karena sudah terlalu banyak. Dengan
lagu-lagu yang sudah matang dan dimainkan sepanjang tur, Maiden hanya
menambahkan dua track lagi untuk album kedua mereka: “Prodigal Son” dan
“Murders in the Rue Morgue” (yang mana judul itu diambil dari cerita
pendek Edgar Allan Poe).
3. Sukses (1981-1986)
Pada
tahun 1981, Paul Di’Anno mulai menunjukkan kebiasaan self-destructive,
dengan mulai menggunakan obat-obatan, meski Di’Anno sendiri tidak
mengakuinya. Penampilannya mulai menjadi parah justru pada saat band ini
mulai mencapai keberhasilan yang besar di Amerika. Pada akhir tahun
1981, Iron Maiden memecat Di Ano dan mencari vokalis baru.
Adrian Smith
Bruce
Dickinson, dari band Samson, terpilih oleh Iron Maiden sebagai vokalis
baru pada September 1981 dan segera bergabung dengan band tak lama
kemudian. Dia langsung ikut dengan Iron Maiden pada tur-tur kecil. Untuk
mengantisipasi album berikutnya, Iron Maiden memainkan lagu-lagu
seperti “Children of the Damned”, “Run to the Hills”, “22 Acacia Avenue”
dan “The Prisoner” pada pertunjukan mereka itu, untuk memperkenalkan
sound baru yang akan mereka kerjakan kepada penggemar.
Debut
Dickinson dengan Iron Maiden pada tahun 1982 adalah The Number of the
Beast, album yang membawa Maiden pertama kalinya ke tangga lagu #1 di di
UK Albums dan juga menjadi Top Ten di banyak Negara. Untuk kedua
kalinya Iron Maiden melaksanakan tur, mengunjungi Amerika, Kanada,
Jepang, Australia, UK, dan Jerman. Tour mereka di Amerika menjadi sebuah
kontroversi ketika Iron Maiden diklaim sebagai Satanik oleh situasi
politik Amerika yang saat itu konservatif, karena judul album mereka.
Grup aktivis Kristen menghancurkan rekaman Maiden (bersama dengan itu
juga Ozzy Osbourne) sebagai protes terhadap band.
- Bruce Dickinson
Dickinson
pada saat itu masih memiliki keterikatan kontrak dengan pihak manajemen
Samson, dan tidak diijinkan untuk menambahkan namanya pada daftar
penulis lagu band lain manapun. Bagaimana pun juga, ia masih bisa
menyokong Iron Maiden dengan kreativitasnya pada banyak lagu. Dalam
sebuah wawancana di Guitar Legends, dia mengklain bahwa dirinya
berkontribusi pada tema lagu “Children of the Damned”, “The Prisoner”,
dan “Run to the Hills” secara keseluruhan.
Pada
Desember 1982, drummer Clive Burr mengakhiri hubungan kerjanya dengan
Iron Maiden karena permasalahan personal dan juga permasalahan dengan
jadwal tur. Ia digantikan oleh Nicko McBrain, yang sebelumnya dari band
Perancis, Trust. Segera sesudahnya, pada tahun 1983, Iron Maiden merilis
album Piece of Mind, yang mencapai #3 pada tangga lagu UK, dan pertama
kalinya berada di tangga lagu Amerika Utara, dengan menempati urutan
tangga lagu ke 70 di Billboard 200. Piece of Mind sukses dengan single
“Flight of Icarus” dan “The Trooper”.
5. Gejolak (1989-1994)
Pada
tahun 1989, setelah tur bersama Iron Maiden, gitaris mereka Adrian
Smith merilis album solo dengan bandnya ASAP, yang berjudul Silver and
Gold. Dalam waktu rehat ini, vokalis mereka Bruce Dickinson mulai
mengerjakan album solo dengan Janick Gers, gitaris Gillan (band Ian
Gillan, Deep Purple), merilis album Tattooed Millionaire pada tahun
1990.
Nicko McBrain
Segera
sesudahnya, Iron Maiden berkumpul kembali untuk mengerjakan album baru,
tapi ternyata Adrian Smith memilih untuk meninggalkan band karena
kekurangan antusiasme. Janick Gers lah yang akhirnya dipilih untuk
menggantikan Smith dan menjadi anggota baru Maiden pertama kalinya lagi
setelah 7 tahun Iron Maiden tidak pernah ada pergantian susunan
personil. Album No Prayer for the Dying, terilis pada Oktober 1990.
Iron
Maiden pertama kalinya memperoleh urutan pertama di UK Singles Chart
untuk single “Bring Your Daughter… to the Slaughter”, yang direkam oleh
Dickinson untuk soundtrack film A Nightmare on Elm Street 5: The Dream
Child. Single untuk lagu itu dirilis pada 24 Desember 1990, dan untuk
pertama kalinya menjadi single yang dirilis dalam beberapa format
berbeda dengan B-sides yang berbeda-beda. Single itu tercatat sebagai
single yang tercepat mencapai nomor satu dan yang tercepat hilang lagi
dari tangga lagu dalam beberapa pekan.
Dickinson
tampil solo dalam turnya di tahun 1991 sebelum ia kembali ke studio
untuk mengerjakan album Fear of the Dark bersama Maiden. Rilis di tahun
1992, album tersebut tercatat sebagai album pertama Maiden yang direkam
ke dalam format CD, dan memiliki beberapa lgu yang menjadi favorit
penggemarnya, seperti “Fear of The Dark” dan “Afraid to Shoot
Strangers”. Album ini mempersembahkan lagu “Wasting Love”, salah satu
lagu Iron Maiden yang lebih soft, dan single kedua mereka “Be Quick or
Be Dead”. Album ini juga mempersembahkan lagu-lagu dimana Gers ikut
menulisnya, dan tidak ada kolaborasi sama sekali antara Harris dan
Dickinson dalam lagu-lagu di album tersebut. Tur dunia yang besar
mengikuti perilisan album itu, termasuk penampilan pertama mereka di
Amerika Latin (setelah konser tunggal pertama mereka, World Slavery
Tour), dan menjadi band utama di “Festival Monster of Rock” di tujuh
Negara Eropa. Penampilan kedua Iron Maiden di Donington Park pada saat
itu, mengumpulkan sedikitnya 80.000 pengunjung festival, menjadi pangkal
dari rilisan album dan video Live at Donington.
- Janick Gers
Pada
tahun 1993, Bruce Dickinson meninggalkan Iron Maiden untuk mengejar
solo karirnya lebih jauh. Bagaimanapun juga, Dickinson setuju untuk
selalu diingat bersama bandnya dengan mengadakan tur perpisahan dan dua
album live (yang belakangan dirilis dalam sau paket). Yang pertama, A
Real Live One, berisi lagu-lagu dari tahun 1986-1992, dan dirilis Maret
1983. Dan yang kedua, A Real Dead One, berisi lagu-lagu dari tahun
1975-1984, dan dirilis setelah Dickinson meninggalkan Iron Maiden. Ia
main dalam pertunjukan perpisahan bersama Iron Maiden pada 28 Agustus
1993. Pertunjukan itu difilmkan, disiarkan oleh BBC, dan dirilis dalam
video dengan nama Raising Hell.
6. Era Blaze (1994-1999)
Pada
tahun 1994, Iron Maiden mengaudisi ratusan vokalis, dari yang terkenal
sampai yang tidak terkenal, sampai akhirnya memilih Blaze Bayley, mantan
vokalis band Wolfsbane. Bayley memiliki karakter vocal yang berbeda
dengan Bruce Dickinson, yang akhirnya mendapatkan penerimaan yang lebih
beragam.
Setelah
dua tahun vakum (dan tiga tahun wakum tanpa memiliki rekaman baru) Iron
Maiden kembali di tahun 1995. Merilis The X Factor, Iron Maiden
memperoleh pencapaian terendah mereka di urutan tangga lagu UK sejak
tahun 1981, hanya mencapai urutan 8. Penulis lagu mereka, Steve Harris,
sedang mengalami masalah personal dengan pernikahannya pada saat itu,
dan para penggemar serta kritikus merasakan nada di album itu sebagai
releksi dari hal itu.
Blaze Bayley
Di
dalam album tersebut terdapat lagu yang berdurasi 11 menit, ”Sign of
the Cross”, lagu Iron Maiden terpanjang sejak yang sebelumnya “Rime of
the Ancient Mariner”. Juga terdapat lagu “Man on the Edge”, yang
berdasarkan pada film Falling Down, dan “Lord of the Flies”, yang
berdasar pada novel yang berjudul sama. Iron Maiden melakukan tur pada
tahun 1995 dan 1996, sebelum akhirnya beristrahat dan merilis album The
Best mereka, The Best of the Beast, kompilasi pertama Iron Maiden yang
berisi satu single baru, “Virus”.
Iron
Maiden kembali ke studio untuk mengerjakan Virtual XI, yang kemudian
dirilis pada tahun 1998. Album itu mtercatat sebagai album dengan
penjualan terendah, gagal mencapai jumlah penjualan satu juta kopi untuk
yang pertama kalinya dalam sejarah Iron Maiden.
7. Reuni (1999-2005)
Februari
1999, Bayley meninggalkan Iron Maiden dengan kedua pihak (Bayley dan
Iron Maiden) sama-sama mengijinkannya. Pada waktu yang sama, Iron Maiden
mengejutkan penggemar mereka ketika mengumumkan bahwa Bruce Dickinson
dan gitaris Adrian Smith kembali ke band, dengan Janick Gers tetap di
dalamnya. Iron Maiden jadi memiliki tiga gitaris dan reuni yang sukses
besar, The Ed Hunter Tour. Tur ini juga didukung oleh perilisan Ed
Hunter, sebuah permainan komputer, yang diambil dari nama maskot Iron
Maiden, Eddie.
Reunion
Perilisan
album studio Iron Maiden yang pertama kalinya setelah Bruce Dickinson
dan Adrian Smith kembali, adalah sebuah album tahun 2000, Brave New
World. Melanjutkan album yang tematik dengan “The Wicker Man”—berdasar
pada film Inggris tahun 1973 dengan judul yang sama, dan “Brave New
World”, judul yang diambil dari Novel Aldous Huxley.
Tur
dunia yang mereka lakukan setelah rilisnya album itu, berisi 100
tanggal dan berpuncak pada 19 Januari 2001 di Rock in Rio festival
Brazil, dimana Iron Maiden tampil di depan sekitar 250.000 orang.
Penampilan itu direkam dan dirilis dalam CD dan DVD pada Maret 2000
dengan judul Rock in Rio.
Menyusul
tur ‘Give Me Ed… ‘til I’m Dead Tour’ di musim panas 2003 (tiga bulan
tur menyeberangi Eropa dan Amerika dengan 56 gig dengan jumlah penonton
melebihi 1 juta orang, termasuk menjadi band utama di ‘Rock am Ring’ dan
‘Rock im Park’ dengan penonton mencapai 120.000; dan tampil di premier
‘Download Festival’, di depan 50.000 penggemar), Iron Maiden merilis
Dance of Death. Album studio ke-tigabelas ini sukses di pasaran.
Beberapa kritikur juga merasa bahwa album ini menyamai usaha mereka di
Piece of Mind dan The Number of the Beast, termasuk dengan lebih
gelapnya imej Iron Maiden di album ini jika dibandingkan dengan di album
reuni mereka. Seperti biasanya, pengaruh sejarah dan buku bacaan
berlanjut—“Montsegur” menceritakan tentang benteng sekte Katarisme yang
tumbang pada tahun 1244, dan “Paschendale” bertalian dengan perang yang
nyata sepanjang Perang Dunia ke-1. Tur pendukung penjualan album ini,
yang dinamai Dance of Death World Tour, adalah sebuah tonggak sejarah
yang lain bagi Iron Maiden, dimana mereka tampil di hadapan lebih dari
750.000 orang selama 50 tanggal pertunjukan dalam 4 bulan, 2003-2004.
Itu termasuk terjual habisnya tiket-tiket di Amerika Selatan, Jepang,
Eropa, dan Amerika Utara.
Penampilan
mereka di Westfalenhalle – Dortmund, Jerman, yang juga merupakan bagian
dari tur pendukung album Dance of Death, direkam dan dirilis pada
Agustus 2005 sebagai album live dan DVD, berjudul Death on the Road.
Pada
tahun 2005, Iron Maiden mengumumkan sebuah tur untuk memperingati 25
tahun band ini sejak rilisan album pertama, Iron Maiden, dan 30 tahun
band ini berdiri. Tur ini juga dalam rangka mendongkrak angka penjualan
DVD mereka yang berjudul The Early Days dan sepanjang tur tersebut
mereka hanya memainkan material dari empat album pertama mereka. Sebagai
bagian dari perayaan early days mereka, The Number of The Beast dirilis
ulang dan menempati peringkat ke 3 di tangga lagu UK Chart. The Early
Days Tour meliputi konser di banyak stadium dan festival, termasuk juga
penampilan bersejarah mereka di Ullevi Stadium di Swedia, dimana Maiden
tampil di hadapan 60.000 penggemarnya. Konser ini juga disiarkan dalam
televise satelit di seluruh Eropa kepada 60 juta penonton.
8. A Matter of Life And Death (2005-awal 2007)
Pada
musim semi 2006, Iron Maiden merilis A Matter of Life and Death. Yang
mana album ini bukanlah album-konsep, dengan perang dan agama adalah
tema yang diulang-ulang dalam lirik-liriknya, sejelas yang tergambar di
sampul albumnya. Tur yang sukses mengikuti perilisan album tersebut,
yang mana mereka memainkan semua lagu dari album baru itu; meski respon
penggemar terhadap hal ini beragam.
Iron
Maiden merekam sebuah live session di Abbey Road Studios untuk DVD Live
from Abbey Road pada Desember 2006. Penampilan mereka itu ditayangkan
dalam sebuah episode satu sesi dengan Natasha Bedingfield dan Gipsy
Kings pada Maret 2007 di Channel 4 (UK) dan Juni 2007 di Suncance
Channel (USA).
November
2006, Iron Maiden dan manager mereka Rod Smallwood mengumumkan bahwa
mereka akan mengakhiri hubungan kerja mereka dengan Sanctuary Music yang
telah terjalin selama 27 tahun, dan memulai sebuah hubungan company
baru yang diberi nama Phantom Music Management. Tidak ada perubahan
signifikan yang terjadi.
Bruce Dickinson
Bagian
kedua dari tur “A Matter of Life and Death”, yang dijuluki “A Matter of
the Beast” untuk merayakan 25 tahun usia album The Number of the Beast,
meliputi penampilan mereka di beberapa festival besar di dunia. Iron
Maiden mengumumkan berancana untuk memainkan lima lagu dari A Matter of
Life and Death dan lima dari The Number of the Beast sebagai bagian dari
tema tur. Tapi kenyataannya mereka hanya memainkan empat lagu dari The
Number of the Beast. Mereka main di Timur Tengah untuk pertama kalinya
para acara Dubai Desert Rock Festival pada tahun 2007, di hadapan 20.000
penggemar. Mereka tampil pertama kalinya tampil di India, Bangalore, di
depan 45.000 orang di Bangalore Palace Grounds. Pertama kalinya band
heavy metal besar tampil di sana itu menjadi tonggak sejarah untuk
India.
9. Tahun-Tahun Belakangan Ini (akhir 2007-sekarang)
5
September 2007, Iron Maiden mengumumkan “Somewhere Back in Time World
Tour. Setlist tur mereka terdiri dari kesuksesan mereka di era 80an,
dengan menekankan pada era Powerslave untuk disain dan set panggung. Tur
itu dimulai dari Mumbai, India, pada Februari 2008; dimana Iron Maiden
main di hadapan hampir 30.000 orang. Bagian pertama dari tur terdiri
dari 24 konser di 21 kota, keliling lebih dari 50.000 mil dengan pesawat
pribadi “Ed Force One”. Mereka main untuk pertama kalinya di Costa Rica
dan Kolombia, dan juga pertama kalinya lagi di Australia sejak terakhir
kali mereka main di sana tahun 1992.
Pesawat Pribadi
Tgl. 12 Mei, Iron Maiden merilis album kompilasi baru yang berjudul Somewhere Back in Time.
Itu meliputi lagu-lagu dari album pertama sampai debut mereka di tahun
1988, Seventh Son of a Seventh Son, juga termasuk beberapa versi live
dari Live After Death. Dengan konser tunggal di Twickenham Stadium, UK,
tur ini menjadi yang pertama dalam sejarah Stadium tersebut dipergunakan
untuk pertunjukan band. Bagian terakhir dari tur, berlangsung dari
Februari dan Maret 2009, dimana Iron Maiden untuk pertama kalinya tampil
di Peru dan Ekuador, dan pertama kalinya mereka datang kembali ke New
Zealand setelah 16 tahun. Iron Maiden juga tampil untuk yang ketiga
kalinya jarak waktu 2 tahun di India—di Festival Rock in India 2009,
dengan penonton 20.000 orang. Tur ini berakhir di Florida pada tanggal 2
April.
20
Januari 2009, Iron Maiden mengumumkan bahwa mereka akan merilis sebuah
film dokumenter di sinema-sinema pada tanggal 21 April, berjudul Iron
Maiden: Flight 666. Sebuah film yang direkam pada bagian pertama tur
“Somewhere Back in Time” mereka, dari Februari sampai Maret 2008. Flight
666 diproduseri oleh Banger Productions dan dirilis oleh Universal
Music Group di Amerika, dan oleh EMI records untuk di kegara-negara
lainnya.
Pada
wawancara dengan Rock Radio dalam rangka mempromosikan Flight 666,
Nicko McBrain mengatakan bahwa Iron Maiden sudah membooking studio untuk
rekaman pada awal 2010, dan akan ada tur lagi di akhir tahun tersebut,
atau tahun depannya (2011