19 November, 2012

Legalitas Transaksi Dalam Bisnis Desain Grafis

Mendesain situs web memang tidak mudah. Perlu perencanaan dan melihat calon audience (pengakses) yang akan mengunjungi situs yang Anda buat. Tulisan kali ini akan sedikit membahas mengenai perbedaan desain suatu situs internet dengan situs intranet.

Dilihat dari scope audience maka desain sebuah situs bisa dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu: 
- Internet
- Intranet
Situs yang diperuntukkan untuk diakses orang seluruh dunia melalui World Wide Web (internet) tentu akan memiliki desain yang berbeda dengan situs yang diperuntukkan hanya untuk dilihat di lingkungan perusahaan/corporate (intranet). Berikut ini akan dijelaskan beberapa aspek untuk desain situs internet dan intranet.

Desain situs untuk internet
Situs yang di-online-kan ke internet pasti mempunyai tujuan agar sering dikunjungi orang. Intinya adalah memaksimalkan kontak dengan pengunjung situs dan membuat agar pengunjung situs Anda berlama-lama untuk berada pada situs Anda. Untuk tujuan itu maka situs Anda harus berisi informasi yang menarik (atau dibutuhkan pengunjung) dan juga dibantu dengan aspek-aspek visual seperti menambahkan animasi dan lain sebagainya.

Selain itu desain situs untuk internet haruslah bisa diakses dengan cepat. Ini dikarenakan pengunjung situs Anda bisa datang dari mana saja di belahan penjuru dunia, baik yang menggunakan akses broadband yang berkecepatan tinggi sampai yang hanya akses menggunakan modem dan ISP yang relatif lambat. Ini berarti penggunaan gambar (images) dan animasi (flash) harus dipikirkan seefektif dan seefisien mungkin agar tidak berpengaruh kepada performa situs.

Contoh dari situs untuk internet misalnya situs e-commerce, situs berita, situs yang berisi company profile dan portofolio dan lain sebagainya.

Desain situs untuk intranet
Situs yang di-online-kan hanya untuk lingkup perusahaan/organisasi/corporate (intranet) mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para karyawan atau anggota perusahaan tersebut saja. Kesimpulannya adalah situs-situs yang ditujukan untuk kepentingan intranet biasanya berisi informasi yang padat dan dikategorikan berdasarkan ketentuan perusahaan.

Selain itu yang juga tak kalah penting adalah kemampuannya untuk bisa mencari informasi dengan cepat melalui fasilitas pencarian data.
Contoh situs-situs yang ditujukan untuk kepentingan intranet misalnya seperti corporate intranet portal yang melayani informasi HRD, informasi umum, pengumuman dan lain sebagainya. Seorang karyawan tidak akan suka berlama-lama di situs intranet dan cenderung akan memanfaatkan situs intranet untuk mendukung pekerjaannya.

Desain grafis untuk situs intranet bisa jadi sedikit lebih bebas dalam artian bisa menggunakan gambar (image) atau animasi (flash) lebih banyak. Ini dikarenakan situs intranet hanya diakses pada lingkungan jaringan intranet perusahaan yang notabene akan lebih cepat.
 

SKILL DESAINER WEB

Pada dasarnya desain Web sama seperti desain perwajahan lainnya. Hal yang membedakan adalah media yang dipergunakan. Dalam hal kemampuan (skill) pun demikian, hingga banyak orang yang menyimpulkan bahwa desain Web itu sama dengan desain Grafis.

Untuk menjadi seorang desainer Web, hal-hal yang harus Anda kuasai dan pahami adalah:

HTML
HTML adalah bahasa pergaulan yang dipergunakan untuk melayout sebuah halaman Web. Jadi jelaslah bahwa pengetahuan Anda tentang HTML mutlak diperlukan. Terlepas kini terdapat Editor HTML WYSIWYG atau Editor HTML Visual, pengetahuan tentang dasar dan prinsip penggunaan HTML akan sangat diperlukan. Software: Dreamweaver, Frontpage, GoLive, HTMLDog, dan lain-lain.

CSS
CSS adalah alat untuk memformat halaman Web, berbeda dengan HTML, CSS lebih memfokuskan kepada "bagaimana HTML itu ditampilkan".
Software: Dreamweaver, Frontpage, dll.

Editor Grafis
Dalam membuat sebuah situs Web, kita tidak terlepas dari pengolahan grafis untuk membuat sebuah halaman Web yang sesuai dengan keinginan. Pengolahan gambar, bahkan elemen desain lainnya dapat Anda buat dengan editor grafis. Dengan menguasai program editor grafis, Anda bahkan dapat membuat sketsa desain sebelm diiumplementasikan ke dalam HTML.
Software: Photoshop, Fireworks, Paint Shop Pro, The GIMP, dll.

Animasi Web
Animasi Web sangat diperlukan ketika Anda membuat sebuah banner atau animasi lainnya.
Software: Flash, Image Ready, Fireworks.
Anda tidak perlu menguasai semua software yang tertera diatas, cukup satu software saja setiap kemampuan yang ingin Anda kembangkan.

 
HAL YANG PERLU DILAKUKAN DALAM MEMBUAT WEB SITE

Jika anda hendak memasak, apa saja yang harus anda siapkan? Tentu tergantung jenis masakannya! Membuat web site tidak jauh beda. Apa yang harus anda siapkan tergantung dari tujuan pembuatan web site.
Jika anda hendak memasak, apa saja yang harus anda siapkan? Tentu tergantung jenis masakannya! Kalau anda hendak membuat mie goreng, mungkin anda akan menyiapkan mie, minyak goreng, sayur, ayam, lain-lain. Anda juga butuh wajan untuk menggoreng. Kalau hendak membuat soto ayam, anda tidak perlu mie dan minyak goreng. Anda juga menggunakan panci, bukan wajan, untuk memasak soto. Namun untuk hampir semua jenis masakan, anda memerlukan garam, dan juga kompor!

Membuat web site tidak jauh beda. Apa yang harus anda siapkan tergantung dari tujuan pembuatan web site. Jika anda menginginkan web site berfungsi sebagai tempat untuk transaksi, misalnya toko buku online, maka anda harus menyiapkan daftar harga, rekening bank untuk menerima pembayaran, tabel ongkos kirim, atau bahkan software yang terintegrasi agar stok bisa ter-update setiap saat. Jika anda menginginkan web site berfungsi sebagai katalog produk online, maka anda harus menyiapkan foto-foto produk, spesifikasi produk, dan sebagainya. Namun pada intinya, hampir semua web site juga memerlukan ‘garam’ berupa foto-foto dan penjelasan mengenai bidang kerja, serta ‘kompor’ berupa layanan hosting dan domain.

Foto-foto
Foto-foto yang harus disiapkan adalah foto produk yang ingin ditampilkan (untuk perusahaan barang) atau fasilitas yang dijadikan unggulan (untuk perusahaan jasa). Sebagai pelengkap, diperlukan juga foto-foto pendukung, misalnya untuk menunjukkan eksterior kantor. suasana kerja, dan sebagainya.
Semakin banyak foto yang disiapkan, semakin bagus. Walaupun nantinya tidak semua foto dimuat, akan lebih baik jika anda memberikan foto sebanyak-banyaknya pada desainer web. Jumlah foto mempengaruhi kualitas web site yang dibuat, karena dengan semakin banyaknya pilihan foto, desainer web akan semakin leluasa memilih foto yang cocok dengan konsep desain yang dibuat. Jika jumlah foto terbatas, desainer web terpaksa mengkompromikan konsep desain dengan foto yang tersedia, sehingga kadangkala desain terasa sedikit ‘memaksa’.

Penjelasan mengenai bidang kerja
Tulisan yang berisi penjelasan mengenai bidang kerja serta penjelasan lain yang terkait juga harus disiapkan. Bagaimanapun, andalah yang paling mengerti mengenai produk dan layanan anda, dan bukan desainer web. Desainer web tidak mungkin mempunyai ‘product knowledge’ sebaik anda.
Jika anda sudah pernah membuat company profile, brosur, atau publikasi lainnya, akan lebih baik jika disertakan bersamaan dengan materi lainnya.

Hosting
Agar web site dapat diakses, maka file-file yang dibuat harus tersedia di komputer yang on dan terhubung ke internet selama 24 jam dengan kecepatan tinggi. Menyediakan sendiri komputer seperti itu akan sangat memakan biaya karena biaya hardware dan biaya koneksi internet berkecepatan tinggi selama 24 jam. Untuk itu dibutuhkan layanan hosting, yang tak lain adalah layanan penyewaan komputer yang on dan terhubung ke internet selama 24 jam dengan kecepatan tinggi.

Domain
Domain adalah alamat internet untuk mengakses web site anda (misalnya www.fiesto.com). Lebih lanjut mengenai domain dapat anda baca di artikel lainnya.
Di luar ‘garam’ dan ‘kompor’ di atas, anda sendiri yang tahu materi apa saja yang tepat untuk dipublikasikan kepada pengunjung agar web site memperoleh hasil yang maksimal dan tidak sekedar ada.



INTERNET VS INTRANET

Mendesain situs web memang tidak mudah. Perlu perencanaan dan melihat calon audience (pengakses) yang akan mengunjungi situs yang Anda buat. Tulisan kali ini akan sedikit membahas mengenai perbedaan desain suatu situs internet dengan situs intranet.

Dilihat dari scope audience maka desain sebuah situs bisa dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu:
- Internet
- Intranet
Situs yang diperuntukkan untuk diakses orang seluruh dunia melalui World Wide Web (internet) tentu akan memiliki desain yang berbeda dengan situs yang diperuntukkan hanya untuk dilihat di lingkungan perusahaan/corporate (intranet). Berikut ini akan dijelaskan beberapa aspek untuk desain situs internet dan intranet.

Desain situs untuk internet
Situs yang di-online-kan ke internet pasti mempunyai tujuan agar sering dikunjungi orang. Intinya adalah memaksimalkan kontak dengan pengunjung situs dan membuat agar pengunjung situs Anda berlama-lama untuk berada pada situs Anda. Untuk tujuan itu maka situs Anda harus berisi informasi yang menarik (atau dibutuhkan pengunjung) dan juga dibantu dengan aspek-aspek visual seperti menambahkan animasi dan lain sebagainya.

Selain itu desain situs untuk internet haruslah bisa diakses dengan cepat. Ini dikarenakan pengunjung situs Anda bisa datang dari mana saja di belahan penjuru dunia, baik yang menggunakan akses broadband yang berkecepatan tinggi sampai yang hanya akses menggunakan modem dan ISP yang relatif lambat. Ini berarti penggunaan gambar (images) dan animasi (flash) harus dipikirkan seefektif dan seefisien mungkin agar tidak berpengaruh kepada performa situs.

Contoh dari situs untuk internet misalnya situs e-commerce, situs berita, situs yang berisi company profile dan portofolio dan lain sebagainya.

Desain situs untuk intranet
Situs yang di-online-kan hanya untuk lingkup perusahaan/organisasi/corporate (intranet) mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para karyawan atau anggota perusahaan tersebut saja. Kesimpulannya adalah situs-situs yang ditujukan untuk kepentingan intranet biasanya berisi informasi yang padat dan dikategorikan berdasarkan ketentuan perusahaan.

Selain itu yang juga tak kalah penting adalah kemampuannya untuk bisa mencari informasi dengan cepat melalui fasilitas pencarian data.
Contoh situs-situs yang ditujukan untuk kepentingan intranet misalnya seperti corporate intranet portal yang melayani informasi HRD, informasi umum, pengumuman dan lain sebagainya. Seorang karyawan tidak akan suka berlama-lama di situs intranet dan cenderung akan memanfaatkan situs intranet untuk mendukung pekerjaannya.

Desain grafis untuk situs intranet bisa jadi sedikit lebih bebas dalam artian bisa menggunakan gambar (image) atau animasi (flash) lebih banyak. Ini dikarenakan situs intranet hanya diakses pada lingkungan jaringan intranet perusahaan yang notabene akan lebih cepat.
 

DESAIGN & STYLE MAGAZINE

Di awal abad ke 20, banyak majalah yang terbit khusus mengulas mengenai berbagai aliran pada desain grafis; poster, tipografi, dan litografi. Berangsur-angsur, sesuai dengan perkembangan waktu, di mana publikasi makin jauh jangkauannya, di antara majalah-majalah tersebut sudah ada yang mencakup semua aspek di segala bidang.

Ada satu majalah grafis yang memposisikan Switzerland sebagai pusat desain grafis era sesudah perang dunia II. Namanya Graphis, pertama kali dipublikasikan di Zurich tahun 1944. Format dari majalah tersebut menggunakan beberapa tatacara pradigma; layout menggunakan grid, publikasi dengan menggunakan 3 bahasa, yaitu: Prancis, Jerman dan Inggris. Selain terfokus ke grafis desain kontemporer, majalah ini juga menampilkan ulasan historikal, teknik cetak mencetak dan seni grafis, serta semua yang dianggap seperti kerajinan, namun bertentangan dengan industri desain grafis.

Tampilan sebuah majalah tergantung dari keputusan desain mengenai format, cover, internal pase, dan isi artikel, sama seperti pemilihan jenis huruf dan penerapan image untuk desain satu halaman. Art Director—yang mengkoordinasi semua elemen—diakui sebagai suatu aktivitas, pertama kali “diproklamirkan” di Amerika Serikat tahun 1920, di mana sebuah badaan yang bernama Art Directors Club terkenal sebagai satu divisi tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi dalam bidang desain untuk sebuah publikasi.

Desain majalah modern mencapai puncak kejayaannya di tahun 1950 dan 1960-an dengan adanya New York Style (desain dengan gaya New York).

Tapi di akhir abad ini, gambaran umum mengenai majalah menjadi banyak macamnya dan ini (New York Style) hanya menjadi satu dari banyak style yang bisa ditiru. Style majalah dalam 20 tahun terakhir mempunyai kontribusi dalam perubahan ini dengan munculnya tantangan pemikiran mengenai desain dan isi. Tantangan ini muncul sebagai reaksi atas majalah-majalah yang sudah mapan. Tapi didominasi oleh sponsor. Pada tahun pertama, beberapa style majalah menentang ketentuan yang ada untuk menarik generasi muda, khususnya mereka yang mengerti topik yang sedang “in” dan satu bahasa dalam segala pandangan. Kategori baru ini bernama “infotainment”, di mana mereka mengundang pembaca untuk melihat dan menambah pengetahuan tentang musik, pakaian, desain, film, dan olahraga. Demi identitas baru ini, mereka berani menolak sponsor yang tidak sejalan dan satu bahasa dengan pembaca mereka.

Terry Jones, co-editor dan art director dari i-D, keluar dari Vogue untuk membuat majalah baru yang lebih independen. Alasan lainnya adalah ketertarikannya dalam mengikuti perkembangan gaya dan budaya anak muda di Inggris. Majalahnya yang baru ini mencakup fashion, musik, film, pameran, dan tari. Khususnya memberi ruang untuk Punk, Post Punk, dan aliran baru romantisisme. Ketika pemerintahan konservatif Margaret Thatcher berlawanan dengan tujuan generasi muda, ide kreatif dan negaranya yang banyak pengangguran, slogan i-D—“Do it with your self”—seakan menyadarkan pembacanya, bahwa mereka tidak butuh mode kelas tinggi. Laporan pertama i-D adalah mengenai fashion jalanan.

Nama i-D didapat dari singkatan untuk “identity” dan logonya yang bergambar orang tersenyum dan mengedipkan mata juga diambil dari nama i-D itu sendiri. Cover pertamanya dicetak dengan tinta pendar dan bahan pokok dengan format landscape, lalu berubah untuk kesempurnaan penjilidan, dan format vertikal yang konvensional untuk kebutuhan display di toko-toko. Memfokuskan liputannya hanya pada fashion, sehingga majalah ini pernah dijuluki sebagai “The Ultimate Fashion Victim’s Bible”.

Beberapa tahun kemudian, typographer Inggris, guru dan editor majalah Herbert Spencer menemukan majalah Typgraphica. Pada tahun 1967 ia menulis: “Saya mulai merencanakan Typographica, pada musum gugur 1948, karena saya percaya hal ini adalah satu kebutuhan penting untuk majalah, terutama untuk typografi, yang akan dilihat oleh jangkaun internasional dan mengupas, serta menganalisis yang ada.”

Typographica pertama muncul dalam format yang besar dan konvensional namun menarik, dan layout yang didapat dari buku typografi. Majalah ini mengulas mengenai literatur typografi untuk para pencetak dan desainer, juga termasuk di dalamnya bisnis cetak dan perubahan teknik pada industri. Tahap demi tahap, Spencer memperkenalkan kepada pembacanya desainer Eropa semasa perang, seperti Werkman, Bill el Lissizky, Rodchenco, Bayer, Sanberg, Barlewi, Zwart dan Shcuitema. Seperti membuat catatan sejarah, Spencer menampilkan para seniman kontemporer, penyair, dan typographer, seperti Edward Wright, Massin, Diter Rot (sebelumnya dikenal dengan Dieter Roth) dan Richard Hamilton,—Spencer menyebut mereka sebagai “Pioneers of modern typography”—yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi.

Seri kedua majalah-majalah, dimulai pada tahun 1960, lahirnya modernisme pada penampilan. Kertas warna, huruf bertekstur atau lembar transparan dan format yang lebih kecil dan ramping dikombinasikan untuk memberi kesan kontemporer.

Pada seri kedua ini, banyak ditampilkan elemen-elemen yang aneh/unik pada majalah di mana penulisan artikelnya menggunakan bahasa daerah/tradisi. Selama bertahun-tahun karangan visual dipublikasikan pada subjek seperti tanda/rambu lalu lintas, coal-hole covers, Dutch Chocolate Latters dan masih banyak lagi. Perhatian pada huruf dan ornamen tradisional mencerminkan bagaimana bertahannya modernisme di Inggris—yang merupakan penggabungan antara sensibilitas romantic dan daya tarik kosmopolitan Eropa.

Pada tahun 1958, ketika Neue Grafik pertama kali dipublikasikan, Switzerland secara luas diakui sebagai pusat fungsional desain grafis modern. Melalui para desainer dan kontribusi mereka pada pendidikan desain grafis—tapi yang paling signifikan adalah publikasi mereka yang diarahkan pada masyarakat iternasional—membuat reputasi negara ini tetap terjaga.

Neu Grafik berlanjut sampai tahun 1965, dengan desain tampilan yang konsisten. Pada Co-editornya antara lain Josef Muller-Brockmann dan Han S Neuburg, pelukis Richard P. Lohse, dan Carlo Vivarelli, seorang arsitek dan seniman yang bekerja pada studio Boggeri. Dengan empat kolom grid dan teks dalam bahasa Jerman, Inggris dan Prancis, majalah dikemas secara rasional, desain yang konstrukstiv, melahirkan beberapa aturan sistem desain, dan berfungsi sebagai alat komunikasi publik. Semua itu merepresentasikan puncak kejayaan era modernisme sebelum terjadinya perubahan sosial dan budaya di akhir tahun 60-an.

                        
MENDESAIN ATAU MENGANTI LOGO PERUSAHAAN

Mengganti logo tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dipahami secara mendalam sebelum proses itu di lakukan.

Apa yang harus kita lakukan bila pas bangun pagi, kita merasa banyak hal di sekeliling kita buruk atau tidak memuaskan. Saat itulah kita harus berubah. perubahan ini diperlukan untuk memperbaiki keadaan dan mencapai tujuan hidup yang tinggi. Begitulah kira-kira yang terjadi pada suatu perusahaan ketika mereka berancang-ancang melakukan pergantian logo.

Meski demikian, urusan ganti logo bukanlah proses yang sederhana dan mudah dilakukan. Karena terkait dengan tujuan di masa depan, maka prosesnya harus terencana melalui berbagai pertimbangan yang cermat dan matang. Ini, tidak bisa tidak, harus dilakukan mengingat logo bukanlah sekadar lambang yang dipajang di papan atau kartu nama. Lebih dari itu, sebuah logo merupakan bagian penting dari pondasi image branding perusahaan.

Berikut lima kriteria yang harus diperhatikan dalam mendesain logo perusahaan.

Pertama, ageless style. Ketika mendesign logo, janganlah terpaku pada sesuatu yang keren. Buatlah sebuah logo klasik yang bisa tumbuh dengan perusahaan, yang bisa dipertahankan untuk waktu yang lama. Sekali terpampang di kartu nama atau papan nama, kita tidak bisa tiba-tiba seenaknya mengganti logo tersebut lantaran bosan dengannya atau karena semua orang memakai style yang sama. Klien dan konsumen mencari bisnis yang berumur panjang dan image yang stabil.

Kedua, distinctiveness. Cobalah menemukan sesuatu yang unik agar logo anda tampak menonjol. Ini bisa di dukung oleh suaty tagline yang tidak biasa untuk membedakan diri dengan kerumunan. Nike adalah logo yang sangat sederhana tapi sangat menonjol dengan tagline "just do it". Tiap kali oran gmelihat logo itu, mereka ingat "just do it". Beberapa waktu kemudian tanpa perlu melihat tagline lagi, hanya dengan melihat logo, orang otomatis berpikir "just do it". Inilah konsep yang disebut imagery transfer.

Ketiga, appeal. Cobalah membuat design yang menarik di lihat mata. Beberapa warna tertentu membangkitkan minat konsumen, sementara yang lain menimbulkan emosi lain yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, warna merah dianjurkan untuk membuat orang merasa bersemangat atau marah, orange dikatakan untuk mewakili sesuatu yang murah, biru melambangkan kejujuran dan integritas, sementara warna netral mewakili stabilitas. Namun, agar tidak banayk membuang waktu, masalah warna ini sebaiknya ditentukan paling akhir, yaitu setelah desainnya disetujui. Juga pastikan logo tersebut secara konsisten menyampaikan pesan sama baik lewat kartu nama, papan nama, website dan iklan.

Keempat, convery the right image. Dalam hal ini diajukan pertanyaan: Apakah logo anda di bicarakan dengan akurat? APakah ia menyatkaan gaya perusahaan anda? sebaiknya jangan memilih tampilan yang liar dan gila, hanya karena ingin tampil beda, kecuali itu memang sangat cocok dengan gaya bisnis anda.

Kelima, legibility. Tanpa memandang gaya dan warna, pastikan bahwa logo tersebut mudah dibaca dan typo-free. Perlu diingat kita memakai logo bukan secara pribadi, tapi secara publik. Fungsi logo adalah membungkus identitas dan kepribadian perusahaan, sehingga dengan melihatnya saja orang tah persis apa arti perusahaan itu bagi mereka

 
TIPS DAN TRIK DALAM MENDESAIN WEB

Sering kita temui website yang tipikal: "Welcome to my homepage," animasi e-mail, background dengan tulisan miring (diagonal), animasi garis pembatas, tabel dengan border tiga-dimesi dan lain-lain. Hal ini terjadi akibat dari fasilitas Template yang disediakan oleh software pembuat web seperti: FrontpageT, Corel WebDesignerT, dan sebagainya yang ditujukan untuk mempermudah penggunanya dalam membangun website.
Jika anda puas dengan hasil kerja anda membangun website dengan fasilitas template, sudahlah cukup sampai disini. Tetapi jika anda tidak puas dengan apa yang anda buat, dan anda merasa ingin lebih baik, maka anda perlu mengetahui bagaimana Web Designer membangun suatu Website, terlepas anda punya bakat seni atau tidak.

1. Unik : Dalam membuat karya apapun seorang designer mempunyai kesadaran untuk tidak meniru atau menggunakan karya orang lain. Begitu pula seorang Web Designer harus mempunyai budaya malu untuk menggunakan icon, animasi, button, dll, yang telah digunakan atau dibuat oleh orang lain.

2. Komposisi :
Seorang Web Designer selalu memperhatikan komposisi warna yang akan digunakan dalam website yang dibuatnya. Pergunakan selalu Palette 216 WebColor, yang dapat diperoleh dari Adobe.com, hal ini untuk mencegah terjadinya dither pada image yang berformat GIF. Dalam membangun website suatu perusahaan, Web Designer selalu menyesuaikan warna yang digunakan dengan Corporate Color perusahaan tersebut. Sebagai contoh: Telkom Corporate Color-nya adalah biru, Coca-Cola : merah dan putih, Standard-Chartered : hijau dan biru, dsb. Untuk kemudian warna-warna tadi digunakan sebagai warna dominan atau sebagai elemen pendukung (garis, background, button, dsb).

3. Simple : Web Designer banyak yang menggunakan prinsip "Keep it Simple", hal ini ditujukan agar tampilan website tersebut terlihat rapi, bersih dan juga informatif.

4. Semiotik : Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda-tanda. Dalam hal ini diharapkan dengan melihat tanda atau gambar, user/ audience dapat dengan mudah dan cepat mengerti. Sebagai contoh: Jangan membuat gambar/image yang berkesan tombol, padahal itu bukan tombol/ link.

5. Ergonomis :
Web Designer selalu memperhatikan aspek ergonomi. Ergonomi disini adalah dalam hal kenyamanan user dalam membaca dan kecepatan user dalam menelusuri website tersebut. Web Designer memilih ukuran Fonts yang tepat sehingga mudah dibaca, Web Designer menempatkan link sedemikian rupa sehingga mudah dan cepat untuk di akses dan lebih penting lagi adalah Informatif.

6. Fokus : Tentukan hirarki prioritas dari pesan yang akan disampaikan, misalnya: Judul harus besar, tetapi jangan sampai akhirnya akan konflik dengan subjudul yang berukuran hampir sama. Hal ini akan membingungkan user/audience untuk menentukan pesan mana yang harus lebih dahulu dibaca/ dilihat.

7. Konsisten :
Tentukan font apa yang akan digunakan sebagai Body-text, Judul, Sub Judul dan sebagainya, sehingga website tersebut akan terlihat disiplin dan rapi. Sesuaikan jenis huruf yang digunakan dengan misi dan visi website tersebut, misalnya: hindari menggunakan font Comic dalam membangun website suatu perusahaan resmi.

Demikian beberapa aspek dan prinsip yang digunakan Web Designer dalam membuat website, selebihnya merupakan ekspresi dari pembuat website itu sendiri yang terwujud dalam penggayaan penyusunan website.
Software-software pembuat suatu website
Desain : Untuk membuat desain suatu homepage biasanya para web designer dimulai dengan software ini sebagai tampilan sementara atau dalam membuat layout homepage.

1. Adobe Photoshop : Desain berbasis titik ( bitmap )
2. Adobe Image Ready : Memotong gambar-gambar ke dalam format html
3. Adobe Illustrator : Desain berbasis vector
4. CorelDraw : Desain berbasis vector
5. Macromedia Freehand : Desain berbasis vector

Efek Desain : Hal ini dilakukan untuk menghidupkan desain yang telah kita rancang. Seperti menambah efek cahaya, textur dan manipulasi teks.
1. Macromedia Firework : Efek teks
2. Painter : Memberikan efek lukisan
3. Ulead Photo Impact : Efek frame dan merancangan icon yang cantik.
4. Plugins Photoshop : Seperti Andromeda, Alien Skin, Eye Candy, Kai's Power Tool dan Xenofex juga sangat mendukung untuk memberi efek desain sewaktu anda mendesain layout homepage di Photoshop.

Animasi : Penambahan animasi perlu untuk membuat homepage agar kelihatan menarik dan hidup.
1. 3D Studio Max : Untuk membuat objek dan animasi 3D.
2. Gif Construction Set : Membuat animasi file gif
3. Macromedia Flash : Menampilkan animasi berbasis vector yang berukuran kecil.
4. Microsoft Gif Animator : Membuat animasi file gif
5. Swift 3D : Merancang animasi 3D dengan format file FLASH.
6. Swish : Membuat berbagai macam efek text dengan format file FLASH.
7. Ulead Cool 3D : Membuat animasi efek text 3D.

Web Editor : Menyatukan keseluruhan gambar dan tata letak desain, animasi, mengisi halaman web dengan teks dan sedikit bahasa script.
1. Alaire Homesite
2. Cold Fusion
3. Microsoft Frontpage
4. Macromedia Dreamweaver
5. Net Object Fusion

Programming : Hal ini dilakukan setelah sebagian besar desain homepage telah rampung. Programming bertugas sebagai akses database, form isian dan membuat web lebih interaktif. Contoh : Membuat guestbook, Form isian, Forum, Chatting, Portal, Lelang dan Iklanbaris.
1. ASP ( Active Server Page )
2. Borland Delphy
3. CGI ( Common Gateway Interface )
4. PHP
5. Perl

Upload : File html kita perlu di letakkan ( upload ) di suatu tempat ( hosting ) agar orang di seluruh dunia dapat melihat homepage kita.
1. Bullet FTP
2. Cute FTP
3. WS-FTP
4. Macromedia Dreamweaver : dengan fasilitas Site FTP
5. Microsoft Frontpage : dengan fasilitas Publish

Sound Editor : Homepage kita belum hidup tanpa musik. Untuk mengedit file midi atau wav, perlu alat khusus untuk itu.
1. Sound Forge : Mengedit dan menambah efek file yang berformat mp3 dan wav.
2. Cakewalk : Mengedit dan menambah efek untuk file yang berformat midi

Banyak sekali memang software untuk membuat suatu homepage dan kita tidak perlu mempelajari semua software tersebut di atas. Tapi untuk mempermudah, bagi pemula lebih baik dimulai terlebih dulu dengan mempelajari software Microsoft Frontpage atau Macromedia Dreamweaver agar lebih mengenal aturan-aturan membuat homepage dan mengenal bahasa html. Setelah itu baru Adobe Photoshop yang dipakai kebanyakan para desainer.

AGAR DESAIN TIDAK ITU – ITU SAJA

Meski dibutuhkan kebersamaan untuk saling berbenah antara desainer Web dengan penyedia teknologi atau software menjadi titik tolak kebangkitan desain Web, namun dalam perjalanannya sangat dibutuhkan pengetahuan teknis, kemampuan desain grafis, selain pemahaman arah dari desain web itu sendiri.

Mencermati perkembangan dunia web, khususnya di Indonesia yang cenderung stagnasi, ada beberapa faktor yang wajib dipahami diantaranya :

1. Ide orsinil.
Ini antara lain bisa dilihat dari segi klien, sebagai pemegang penuh atas situs yang akan dibikin oleh desainer Web tersebut. Ketika sebuah ide beradu dengan kepentingan, maka yang terjadi adalah bentuk kompromi-kompromi yang sebenarnya kalau tidak diberikan rambu-rambu akan menambah carut-marut desain Web Indonesia. Desainer Web tidak akan memunculkan ide-ide orisinilnya apabila campur tangan klien yang cukup dalam dan banyak dalam proses pengerjaannya. Walaupun klien punya hak penuh, namun memberikan kebebasan pada desainer Web berkreasi dengan imajinasinya akan sedikit banyak membantu khazanah yang akan menjadikan Web Indonesia menjadi terbaik.

2. Piranti.

Faktor lainnya terletak pada masalah piranti, yang dipisahkan antara piranti yang dipergunakan oleh desainer Web dan piranti yang dipergunakan oleh browser. Semakin banyak peranti yang dipahami dan digunalakan, maka bukan saja mempercantik tapi juga enak dijelajahi. Sedangkan yang berkaitan dengan browser harus menjadi perhatian pada desainer Web. Adanya perbedaan antara komputer PC dan Mac buatan Apple Computers mengakibatkan adanya perbedaan penampilan homepage baik dari segi warna, komposisi, hingga fungsi navigasi dan informasi homepage tersebut. Tak ayal, ketidaktepatan di dalam memilih browser, akan mengurangi fungsi situs tersebut. Misalnya, default font pada komputer PC berbeda dengan Apple Mac, termasuk dalam ukurannya. Dari sisi warna, komputer PC tampak super saturated sedangkan untuk Mac, warna tampil lebih washed out (http://www.glassdog.com/). Dan tidak ketinggalan juga pemahaman karakteristik browser, ada beberapa browser yang tidak mendukung penuh fungsi yang ada pada situs. Microsoft mempunyai JScript dan VBScript dan ActiveX yang tidak bisa dijalankan di Netscape. Atau contoh paling sial adalah situs yang mengharuskan adanya beberapa plug-in, seperti Flash Player atau Shockwave Player. Meski begitu, beberapa desainer Web yang tanggap telah mengatasinya dengan menambahkan baris pilihan untuk browser pengunjungnya.

3. Pengguna.
Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah pengguna. Faktor ini patut diperhatikan oleh desainer Web. Kita bedakan antara pengguna aktif dengan pengguna pasif. Seorang pengguna yang pasif akan menerima apa adanya kendala yang ada ketika sebuah situs ditayangkan sepanjang informasi yang diinginkan telah didapatkan. Akan lebih repot lagi apabila menghadapi pengguna aktif di mana mereka membutuhkan sesuatu yang bisa "dijual" dari kunjungannya, selain informasi yang biasa dibacanya. Desain dengan hanya mendasarkan warna-warna seragam akan dengan segera ditinggalkan oleh pengguna jenis ini. Mereka membutuhkan dukungan informasi dengan sistem navigasi serta "brain effect" yang cukup membangkitkan selera mereka tinggal berlama-lamaan menelusuri halaman demi halaman. Mampukah desainer Web memahami dinamika ini. Mestinya, desainer Web juga memahami karakteristik para penggunanya. Misalnya, pengguna wanita lebih sensitif terhadap warna dibanding dengan pria. Warna merah lebih popular untuk wanita dan warna biru ternyata lebih disukai oleh pengguna pria. Atau hal-hal yang lebih sepele, misalnya, segmentasi pemakai Internet di Indonesia(http://www.detikinet.com/database/survey-apjii/Prelaunch-internet%20survey/sld010.htm).

4. Tren.

Faktor penting lainnya adalah tren. Desainer Web sepatutnya mengikuti tren yang berlaku di masyarakat sekarang. Namun, dalam memperhatikan faktor ini tidak mendasarkan diri atas menggali lubang kubur bersama-sama. Inilah sebuah dunia yang tidak bisa memisahkan diri dengan lifestyle yang berkembang. Semua faktor ini seharusnya dapat diatasi dengan kerja sama yang lebih kuat di antara pengguna, penyedia jasa teknologi informasi dan para desainer Web itu sendiri.

5. Update.
Faktor update juga ikut menentukan. Update inilah salah satu senjata desainer Web untuk senantiasa mengasah kemampuannya untuk lebih mempermanis situs yang telah dibuat sebelumnya. Sebenarnya ini adalah pedang bermata dua, di mana ketidaktepatan seorang desainer Web untuk melihat ini sebagai potensi mengasah kemampuan, maka akan selamanya update dianggap sebagai

 
JENIS DAN TIFE LOGO

Berbicara tentang logo atau identitas maka ada baiknya kita mengenal 3 elemen penting yang ada dalam sebuah logo, yaitu:

1. NAMA, kaitannya dengan word atau bunyi.
2. SIMBOL, kaitannya dengan bentuk visual
3. WARNA, selain sebagai daya tarik visual, makna simbolik, juga berkaitan dengan pengaruh psikologis.

Pada masa awal perkembangannya, pembagian jenis logo tidaklah serumit sekarang. Mula-mula logo hanya berupa bentuk yang tak terucapkan seperti gambar, yang dibuat oleh pengrajin untuk lambang kerajaan.

Seiring dengan berkembangnya jaman, logo tidak hanya digunakan untuk kepentingan kerajaan saja, melainkan untuk memberi tanda pada barang-barang yang dijual di pasar (Trademarks). Pembagian jenis logo secara lebih sederhana dibagi atas dua bagian yaitu:

1. Word Marks atau Brand Name atau Logotype, yaitu logo yang tersusun dari bentuk terucapkan (rangkaian huruf yang dapat dibaca / diucapkan)

2. Device Marks atau Brand Mark atau Logogram, yang tersusun dari bentuk tak terucapkan (gambar).

Bisa pula logo terdiri atas keduanya, yang merupakan kombinasi dari brand name dan brand mark.

Sebagai contoh untuk brand name adalah Logotype GARUDA Indonesian Airways yang hanya tersusun dari huruf jenis Sans Serif , dan Logogram dengan bentuk burung garuda sebagai brand mark.

Kemudian dengan semakin bertambahnya jumlah produk di pasar, serta semakin kompleknya karakteristik pasar muncul berbagai jenis logo, yang pada dasarnya merupakan paduan dari dua jenis logo diatas.

Bila mengamati perubahan logo dari jaman ke jaman mulai bentuk-bentuk penuh ornamen hingga bentuk sederhana. Tipografi dapat dijadikan tolok ukur waktu. Logo huruf pada periode awal menggunakan tipe huruf yang berukir dan serif, dengan berkembangnya waktu maka huruf yang digunakan lebih sederhana dan sans-serif.

Demikian pula representasi dari logo gambar juga lebih disederhanakan, misalnya bola dunia digambarkan hanya dengan bulatan, terbang tidak lagi dipresentasikan dengan sayap burung, tapi digambarkan hanya dengan bentuk segitiga melengkung. Sebuah mahkota semula digambarkan mendekati realitas berubah menjadi sebuah garis dan empat buah bulatan dengan bentuk palang diatas.


Berikut kami sajikan beberapa jenis logo dan tipe logo:

1. Typografis
Hanya Logotype yang penekanannya lebih kepada nama produk. Adalah logo yang hanya terdiri dari rangkaian huruf untuk mengvisualkan sebuah nama. Logo jenis ini memberi pesan langsung kepada konsumen. Contoh: Polytron, Sony, Sharp.

Gaya Signature yang pada awalnya berasal dari nama atau tandatangan orang yang membuat suatu produk. Dengan berkembangnya dunia grafis maka visualisasi tandatangan tersebut bergeser menjadi nama dengan karakter khusus yang menjadi logo Typografis Ekspresif, mis: Etine Aigner, Yves Saint Laurent, Piere Cardin.

2. Typografis Geometris

Yaitu logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya tipografis geometris, tersusun atas bentuk-bentuk geometris seperti oval, lingkaran atau kotak. Sebagai contoh adalah logo Ford dalam bentuk elips. Kelebihan jenis logo ini adalah pada bentuknya yang ringkas dan fleksibel.

3. Initial Letter Logo

Yaitu logo yang menggunakan huruf awal (inisial) dari nama produk atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama dari logo tersebut, misalnya bank Universal, bank Mega. Logo jenis ini terkadang menunjukkan gabungan nama pemilik perusahaan seperti logo produsen hardware komputer Hewlett-Packard (HP).


4. Pictorial Name Logo

Sama halnya dengan logotype, yaitu logo yang menggunakan nama sebagai komponen penting. Secara keseluruhan logo ini memiliki karakter bentuk yang sangat kuat dan khusus seperti Coca Cola, sehingga nama lain yang dituliskan dengan bentuk tipografi seperti itu akan tetap dianggap meniru Coca Cola.

5. Associative Logo
Yaitu logo yang memiliki asosiasi langsung dengan nama produk atau wilayah aktifitasnya. Sebagai contoh logo perusahaan pembuat pesawat terbang Aerospatiale, logonya terdiri dari kalimat Aerospatiale yang membentuk bola planet yang dengan jelas memperlihatkan jangkauan aktifitasnya yakni penerbangan, logo perusahaan minyak Shell yang menunjukkan gambar kerang sebagai asosiasi dari fosil penghasil minyak, kemudian logo 20th Century Fox, yang menggambarkan gemerlap dan megahnya dunia perfilman dan masih banyak lagi. Jenis logo seperti ini mempunyai daya tarik kuat dan mudah untuk dipahami.

6. Allusive Logo

Yang dimaksud dengan allusive logo adalah logo yang bersifat kiasan, seperti logo Mercedes Benz yang terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merupakan representasi dari sistem kemudi mobil, atau bentuk A pada perusahaan penerbangan Alitalia yang dideformasikan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai penyeimbang. Logo jenis ini memiliki hubungan yang tidak langsung antara nama dengan logonya sehingga logo jenis ini sulit untuk dipahami.

7. Abstract Logo

Yang dimaksud dengan logo jenis ini adalah logo yang dapat menimbulkan beraneka kesan, yang dipengaruhi oleh daya pemahaman konsumen. Ini terjadi karena bentuk visual logo ini sangat abstrak. Diantaranya mengambil suatu bentuk struktural yang dikreasikan dengan efek optis yang bervariasi (ilusi optik). Sebagai contoh adalah logo Citroen, logo jenis ini sangat disukai di Amerika.

Dalam kategori abstract ini termasuk juga bentuk yang ekspresif seperti logo Bakrie Brothers. Abstract logo pertama kali digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar Jepang, yang kemudian perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kesuksesan di negara barat, sehingga menjadi ide baru bagi perkembangan logo di dunia barat. Logo jenis ini sekarang menjadi standar disain logo kontemporer. Kelemahan dari jenis logo ini adalah bentuknya yang abstrak, sehingga sukar dipahami oleh konsumen.


ELEMENT ESTETIS PEMBENTUK LOGO

Sebagai bagian dari perencanaan corporate identity design, logo ibarat bagian tubuh yang mampu mengutarakan isi hati produk atau perusahaan.

Dari sisi pemasaran, logo mempunyai fungsi identitas yang membedakan sebuah sebuah produk dengan produk lainnya. Kesemuanya itu tak lepas dari hakikat logo itu sendiri, sebagai sebuah karya seni rupa yang biasa berupa dwi matra (dua dimensi) atau tri matra (tiga dimensi). Sebagai karya seni rupa, sebuah logo tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi dll. Seperti yang dikemukakan oleh John Murphy :

The successful designer of trademarks and logos needs to have basic intellectual and draftsmanship skills in addition to a sensitivity to the aesthetic elements of design.

Yang berarti, seorang perancang logo dan cap dagang yang sukses, perlu memiliki kepandaian dasar dan keterampilan dalam menggambar dalam hubungannya dengan kepekaan terhadap elemen estetika disain.

Pada bagian ini kami menyajikan secara ringkas elemen-elemen pembentuk logo, antara lain sebagai berikut :
1. GARIS
2. BENTUK
3. WARNA
4. TIPOGRAFI

1. GARIS
Pengertian garis menurut Leksikon Grafika adalah benda dua dimensi tipis memanjang. Sedangkan Lillian Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis.
Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, kuas dan lain-lain. Bagi senirupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya senirupa. Garis sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan.
Pentingnya garis sebagai elemen senirupa, sudah terlihat sejak dahulu kala. Nenek moyang manusia jaman dulu, menggunakan garis ini sebagai media ekspresi senirupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk obyek-obyek ritual mereka. Sebagai contoh adalah lukisan di dinding gua Lascaux di Prancis, Leang-leang di Sulawesi, Altamira di Spanyol dan masih banyak lainnya. Selain berupa lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis sebagai media komunikasi, seperti huruf paku peninggalan bangsa Phoenicia (abad 12 - 10 SM) yang berupa goresan-goresan.Disamping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.
Suasana dalam garis
Dalam hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Sebagai contoh adalah bila kita melihat garis berbentuk 'S', atau yang sering disebut 'line of beauty' maka kita akan merasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk-bentuk yang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut.
Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkung mengesankan keanggunan, gerakan, pertumbuhan. Berikut kami saijkan beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkannya :
• Horizontal : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.
• Vertikal : Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.
• Diagional : Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika.
• Lengkung S : Grace, keanggunan.
• Zig-zag : Bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat.
• Bending up right : Sedih, lesu atau kedukaan.
• Diminishing Perspective : Adanya jarak, kejauhan, kerinduan dan sebagainya.
• Concentric Arcs : Perluasan, gerakan mengembang, kegembiraan dsb.
• Pyramide : Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif.
• Conflicting Diagonal : Peperangan, konflik, kebencian dan kebingungan.
• Spiral : Kelahiran atau generative forces.
• Rhytmic horizontals : Malas, ketenangan yang menyenangkan.
• Upward Swirls : Semangat menyala, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh.
• Upward Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme.
• Inverted Perspective : Keluasan tak terbatas, kebebasan mutlak, pelebaran tak terhalang.
• Water Fall : Air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat.
• Rounded Archs : Lengkung bulat mengesankan kekokohan.
• Rhytmic Curves : Lemah gemulai, keriangan.
• Gothic Archs : Kepercayaan dan religius.
• Radiation Lines : Pemusatan, peletupan atau letusan.
Lebih jauh lagi, garis sesuai fungsinya yang khas, yang mampu membentuk symbol yang memiliki pengertian khusus, sangat menunjang penggunaannya sebagai elemen symbol. Penggunaan garis sebegai elemen symbol, pertama kali diperkenalkan oleh Otto Neurath (1882 - 1945) seorang pengajar dan ilmuwan sosial, yang menamakan symbol tersebut sebagai Isotype. Kemudian bahasa Isotype ini berkembang dan menjadi salah satu bahasa gambar yang mampu mewakili berbagai bentuk komunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya bentuk-bentuk simbol ini banyak dipergunakan dalam perancangan logo dalam upayanya agar mudah diingat dan mempunyai daya komunikasi yang baik.

2. BENTUK
Pengertian bentuk menurut Leksikon Grafika adalah macam rupa atau wujud sesuatu, seperti bundar elips, bulat segi empat dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat, segi tiga, bundar, elip dsb. Pada proses perancangan logo, bentuk menempati posisi yang tidak kalah penting dibanding elemen-elemen lainnya, mengingat bentuk-bentuk geometris biasa merupakan simbol yang membawa nilai emosional tertentu. Hal tersebut biasa dipahami, karena pada bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan yang kasat mata. Seperti yang diungkapkan Plato, bahwa rupa atau bentuk merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan seperti terdapat dalam bahasa kata-kata. Namun teori Plato tersebut tidaklah mesti berlaku semestinya. Ada aspek lain yang mengakibatkan bahasa bentuk tidak selalu efektif. Seperti penerapan bentuk-bentuk internasional dengan target sasaran tradisional atau sebaliknya. Dengan kata lain, bila target sasaran tidak terbiasa dengan bahasa kasat mata tradisional, pergunakan bahasa kasat mata internasional demikian pula sebaliknya.
Sebagai contoh adalah bila kita merancang logo armada angkatan bersenjata republik Tanzania misalnya, kurang lazim bila kita memilih bentuk keris atau mandau sebagai elemen penunjang dalam logo tersebut, karena bentuk keris dan mandau kurang atau bahkan tidak dikenal oleh rakyat Tanzania.
Dari contoh diatas, kemudian muncul teori tentang frame of reference (kerangka referensi) dan field of reference (lapangan pengalaman) yang menjelaskan bahwa penerimaaan suatu bentuk pesan, dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni panca indra, pikiran serta ingatan. Jadi seperti contoh masalah diatas, bentuk logo tersebut akan lebih efektif dan komunikatif bila ditujukan pada angkatan bersenjata Republik Indonesia, dan tidak dengan Republik Dominika karena mereka tidak memiliki frame of reference dan field of reference tentang keris atau mandau dalam ingatan mereka.
Berikut kami sajikan beberapa contoh bentuk dan asosiasi yang ditimbulkannya berdasarkan buku Handbook of Design & Devices tulisan Clarence P. Hornung.
1. Segitiga, merupakan lambang dari konsep Trinitas. Sebuah konsep religius yang mendasarkan pada tiga unsur alam semesta, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Selain itu segitiga merupakan perwujudan dari konsep keluarga yakni ayah, ibu dan anak. Dalam dunia metafisika segitiga merupakan lambing dari raga, pikran dan jiwa. Sedangkan pada kebudayaan Mesir, segitiga digunakan sebagai simbol feminitas dan dalam huruf Hieroglyps segitiga menggambarkan bulan.
2. Yin Yang, merupakan bentuk yang termasuk dalam jenis Monad, yakni bentuk yang terdiri dari figure geometris bulat yang terbagi oleh dua bentuk bersinggungan dengan masing-masing titik pusat yang berhadapan. Di China bentuk seperti ini disebut Yin Yang, di Jeapng disebut Futatsu Tomoe sedangkan orang Korea menyebutnya Tah Gook. Yin Yang merupakan gambaran dua prinsip alam, Yang melambangkan kecerahan Ð Yin melambangkan kegelapan, Yang melambangkan nirwana Ð Yin melambangkan dunia, Yang sebagai matahari Ð Yin sebagai bulan, Yang memiliki posisi aktif, maskulin Ð Yin pasif, feminin. Kesemuanya itu melambangkan prinsip dasar kehidupan, yakni keseimbangan.

3. WARNA
Pemahaman tentang warna dibagi dalam dua bagian berdasarkan sifat warna antara lain sebagai berikut :
1. Warna menurut ilmu Fisika.
Adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Benda yang memantulkan semua panjang gelombang terlihat putih, benda yang sama sekali tidak memantulkan terlihat hitam. Dispersi terjadi apabila sinar matahari melalui prisma kaca yang berbentuk spektrum dan kecepatan menjalarnya tergantung pada panjang gelombangnya. Warna utama dari cahaya atau spektrum adalah biru, kuning dan merah dengan kombinasi-kombinasi yang dapat membentuk segala warna.

2. Warna menurut ilmu Bahan.

Adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna. Pigmen memberikan warna pada tumbuh-tumbuhan, hewan, juga pada cat, plastik dan barang produksi lainnya kecuali pada tekstil yang menggunakan istilah zat celup untuk mewarnainya. Suatu pigmen berwarna khas karena menghisap beberapa panjang gelombang sinar dan memantulkan yang lain. Pigmen banyak digunakan dalam industri, misalnya plastik, tinta karet dan lenolum.
Sebagai bagian dari elemen logo, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari logo tersebut. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss, bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.
Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.
Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang sbb :
a. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
b. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesulitan dsb.
c. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
d. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
e. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
f. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
g. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :
1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System.
Diantara bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.

4. TIPOGRAFI
Pengertian tipografi menurut buku Manuale Typographicum adalah :
Typography can defined a art of selected right type printing in accordance with specific purpose ; of so arranging the letter, distributing the space and controlling the type as to aid maximum the reader's.
Dari pengertian diatas, memberikan penjelasan bahwa tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, huruf tak pernah lepas dari kehidupan keseharian. Hampir setiap bangsa di dunia menggunakannya sebagai sarana komunikasi. Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglyphe pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad ke-8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi. Perkembangan tipgrafi saat ini mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
Berikut kami sajikan beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sbb :
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
2. Egyptian
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.
3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.
5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Seperti misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi dan wanita.


0 coment:

 
;